Garut sendiri merupakan sebuah kota dengan beragam potensial. Karenanya, berlibur ke Garut merupakan sebuah hal yang wajib untuk dilakukan, terutama jika memang kita menyenangi wisata yang sarat akan keindahan alam dan juga kekayaan budaya.
Mulai dari menikmati keindahan beragam gunung mulai dari Gunung Galunggung, Gunung Guntur, dan Gunung Cikuray, sampai dengan wisata belanja kerajinan kulitnya yang memang tersohor hingga ke mancanegara.
Salah satu tempat wisata yang memiliki keindahan alam dan juga kekayaan budaya dan sejarah adalah Situ dan Candi Cangkuang yang terletak di kawasan Leles, Garut.
Kekayaan alam dan juga sejarahnya sangat kental dan bisa kita saksikan secara bersamaan dengan indah.
Situ Cangkuang
Saat kita mendatangi kawasan Leles, Garut, menuju kawasan Situ Cangkuang, kita akan tiba di bagian depan kawasan pariwisata ini. Dari sini, kita akan bisa memasuki kantor yang juga sekaligus tempat kita untuk membeli tiket masuk.
Di sini juga terdapat beragam kios yang menjajakan cinderamata dan juga makan ringan khas Garut.
Harga tiket yang dijual adalah Rp 7.500,- per orang. Harga tiket ini sudah termasuk dengan biaya sewa perahu untuk menyeberangi situ dan juga tiket masuk ke kawasan kompleks Candi Cangkuang.
Setelah membeli tiket masuk, kita tinggal menghubungi para pemilik kapal, yang merupakan kru dari kawasan wisata Situ dan Candi Cangkuang. Perahu ini merupakan sebuah perahu panjang yang terbuat dari bambu. Tidak perlu khawatir, karena perahu ini sudah banyak dan sering digunakan untuk wisatawan.
Nantinya, pemilik perahu akan mendayung perahu menyeberangi Situ Cangkuang. Situ Cangkuang sendiri memilik pesona yang cantik dengan dilengkapi pemandangan gunung Gemunung yang mengelilingi Garut.
Kita bisa berfoto bersama keluarga sambil menyeberangi situ atau danau ini. Paling tidak sampai perahu mencapai dermaga kecil di kawasan kompleks Candi Cangkuang.
Candi Cangkuang
Setelah mencapai dermaga kompleks Candi Cangkuang, kita bisa langsung melihat Candi Cangkuang berdiri tegak. Hanya saja, untuk mendekatinya, kita perlu berjalan sedikit memutar. Jangan khawatir, karena sepanjang jalan kita akan menemukan banyak toko cinderamata dan juga snack khas Garut seperti yang ada di gerbang depan.
Sebelum mencapai Candi Cangkuang, kita juga bisa melihat rumah adat Kampung Pulo, yaitu Kampung yang juga adalah cagar budaya. Sama seperti rumah adat tradisional lainnya, sebagian besar bahan pembuat rumahnya berasal dari kayu dan bambu.
Setelah itu, barulah kita sampai di depan Candi Cangkuang. Candi ini merupakan candi Hindu satu-satunya di tatar Sunda. Candi ini berdiri megah di atas pulau kecil sehingga kita bisa melihatnya dari bawah dermaga. Tidak hanya itu, candi ini juga merupakan candi pertama yang ditemukan di Tatar Sunda.
Lokasinya, berada di lembah yang dahulunya dikelilingi oleh danau. Tapi kini, danau hanya berada di sisi utara candi, dan kawasan lainnya sudah berubah fungsi menjadi kawasan persawahan.
Candi Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat. Mulai dari Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi, dan Gunung Guntur.
Di dekat Candi Cangkuang terdapat makan Embah Dalem Arief Muhammad. Ia adalah sosok pemuka agama Islam dan merupakan sesepuh Desa Cangkuang atau Kampung Pulo. Cangkuang sendiri merupakan nama tanaman serupa pandan yang banyak dimanfaatkan sebagai tikar, pembungkus, dan kebutuhan rumahan lainnya.
Open Disqus Close Disqus