Atau jangan-jangan saya bertipe dengan mereka?
Sejujurnya jarang pakai banget hujat atau bully orang kalau bukan teman dekat, toh jika dengan teman sudah sama-sama tau kalau itu hanya bercanda. Berbeda ketika menghujat orang lain yang tidak dikenal, yang ada malah salah dan bisa berujung saling bunuh-membunuh.
Kelucuan komentar sampah netizen, khususnya netizen Indonesia ini kalau mau diambil positifnya ya buat hiburan semata saja. Tidak akan saya share, jika ada postingan yang isinya saling hujat ditambah postingan si TS memang berniat adu domba. Kecuali kalau ada komentar buruk karena salah menangkap maksud dari si TS, bakal tetap saya share jika memang postingan TS adalah baik menurut PKn.
Maraknya postingan satire membuat banyak netizen jadi geram. Padahal yang namanya satir pasti niatnya hanya bercandaan, jika tidak bercanda berarti sebuah kritik membangun yang perlu dipahami sungguh-sungguh agar tidak tersulut emosi. Tapi ya mau bagaimana lagi, kapasitas menangkap informasi dan kecerdasan berpikir tiap individu kan memang beda. Yang satir malah dianggap serius dan akhirnya postingan TS selalu mendapat respon negatif dari netizen, bahkan oleh netizen yang "seiya" (sama pandangan) tapi tak pernah berpikir.
Lucu bukan berarti lucu 100%
Sebenarnya saya sangat menyayangkan ketika ada postingan baik, tapi malah direspon negatif. Ya siapa lagi kalau yang berkomentar adalah orang-orang kontra dengan isi postingan si TS. Contoh saja ketika postingan itu berisi si A sedang melakukan kunjungan sosial di panti asuhan, namun ternyata dilihat oleh pendukung B, tentu pendukung B banyak yang komen bahwa si A sedang pencitraan dan sebagainya.
Jikalau tidak suka bisa dengan menganggap postingan itu angin lalu, atau buat postingan tandingan, jadinya kan fair?
Bully atau menghujat bukan kebiasaan
Ada yang beranggapan bahwa netizen Indonesia berkebiasaan suka berkomentar nyinyir. Kalau mau mengamati lebih lama, sebenarnya orang-orang yang suka menghujat ya itu-itu saja, dengan menggunakan akun fake. Malu dianggap orang hina jika pakai akun asli jika berkomentar buruk. Yak lebih tepatnya netizen banci! Di kehidupan nyata rajin ibadah, tapi di dunia maya sukanya nyinyir. Bahkan mungkin lebih banyak nyinyirnya daripada beribadah :p
Tapi saya tahu
Orang Indonesia itu berani nyinyir hanya di media sosial atau dunia maya saja, jika di dunia nyata orangnya kalem-kalem. Bisa kita lihat ketika orang-orang yang terciduk polisi karena mengeluarkan komentar yang menyalahi norma hukum, banyak dari terciduk yang nangis atau bermuka melas ketika diciduk, ada yang minta maaf. Bahkan ada yang tidak tega melihat muka netizen saat diciduk karena sudah minta maaf, karena memang kalem.
Ya itulah lika-liku netizen. Bahkan di negara lain pun juga sama.
Masih menganggap lucu?
Saya sih masih :p
Open Disqus Close Disqus