"Saya suka menulis. Tulisan saya banyak terukir di kolom chat dengan teman atau komentar media sosial."
Bukan itu yang saya maksud! Menulis di sini adalah menulis di blog pribadi.
Ketika pertama dan mau menulis konten di blog, tangan terasa kaku karena ide dalam otak tiba-tiba menghilang. Itu lumrah, hampir semua orang merasakannya. Bahkan sekelas penulis novel ternama pun juga mengalaminya. Namanya juga awal, perlu adanya pembiasaan diri.
Jangan takut jika tulisan pertama terbaca buruk akibat asal tulis sesuai dengan kapasitas ide dalam otak waktu itu. Tak apa, tidak ada yang marah. Justru itu langkah yang baik, daripada tidak mau menulis sama sekali!
Membiasakan menulis di blog pribadi membuat kita mudah berempati dengan blogger lainnya. Alasannya, "Selama tulisan blog pribadi kalian ingin dibaca orang lain, maka kita akan merasa iba kepada blogger lain yang ternyata tulisan mereka minim pengunjung, dan akhirnya memutuskan membaca tulisan mereka hingga selesai." Hal ini biasa terjadi, karena kita sadar bahwa menulis di blog untuk menarik banyak pengunjung itu tidaklah semudah ucapan teman-teman kita yang notabene bukan seorang blogger.
Ketika ada teman yang meremehkan kita menjadi seorang blogger, selalu bersikap lapang dada untuk meredam emosi. Dengarkan saja celoteh remehan mereka, tetapi jangan di masukkan ke dalam hati! Alasan tidak boleh di masukkan ke dalam hati, karena TIDAK DIANJURKAN oleh dokter dan ulama. Sangat berbahaya jika kita mengalami sakit hati, bisa membuat kita masuk bui atau malah berakhir dengan bunuh diri.
Memikirkan pendapatan (uang) saat mengurus blog tentu saja bukanlah hal yang tabu. Bahkan sudah banyak blogger jualan produk lewat blog pribadinya atau buka jasa penulis artikel online. Namun sayangnya, tidak semua blogger merasakan nikmatnya ngeblog saat mengurus blognya. Ya kembali lagi, semata-mata ngeblog karena uang akan membuat blogger menjadi frustasi akibat tak kunjung gajian.
Mencari backlink untuk membesarkan sebuah blog juga tidak mudah. Tidak sedikit blogger yang merogoh kantong untuk membeli backlink lewat jasa. Namun naas, ternyata pihak jasa menipu dan alhasil blog miliknya tak juga besar, bahkan terkena deindex akibat backlink yang didapat ternyata malah menyebabkan penyakit.
Sebenarnya masih banyak lagi lika liku atau perjalanan hidup menjadi seorang blogger. Memang tak banyak blogger yang mau blak-blakkan mengenai perjalanan bloggingnya. Namun saya rasa, akhir-akhir ini sudah mulai banyak orang mau menulis dan membagikan ilmunya lewat blog pribadi mereka masing-masing. Tentu saja saya bahagia dengan bertambahnya blogger-blogger baru, karena saya pribadi juga ingin melihat hal-hal baru yang belum semuanya tersekspos ke internet.
Open Disqus Close Disqus